Beasiswa: BCA Finance Peduli 2012


Beasiswa 🙂

Keluarga Mahasiswa FK Unpad

BEASISWA 2012

DENGAN TEKAD KUAT UNTUK TURUT MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA, BCA FINANCE KEMBALI MEMBERIKAN BEASISWA SELAMA KULIAH KEPADA 50 MAHASISWA/I BERPRESTASI*.

TOTAL BEASISWA 2012 Rp. 900.000.000,-

 

TOTAL TAHUN 2011         : Rp. 567.000.000,-

TOTAL TAHUN 2010         : Rp. 420.000.000,-

TOTAL TAHUN 2009         : Rp. 305.000.000,-

APLIKASI PENDAFTARAN BEASISWA ONLINE DAPAT DIAKSES MELALUI WEBSITE

www.bcafinance.co.id

TAHAPAN

JADWAL

Pendaftaran Aplikasi Online03/09/12 – 28/09/12
Pengumuman 150 Calon Pemenang Beasiswa Melalui Website BCA Finance12/10/12
Verifikasi Kelengkapan Dokumen Untuk 150 Calon Pemenang Beasiswa (Cap Pos)12/10/12 – 25/10/12
Pengumuman 50 Pemenang Beasiswa09/11/12

Keputusan hasil penerimaan adalah mutlak & tidak dapat diganggu gugat. Proses penyaringan akhir dilaksanakan oleh tim seleksi BCA Finance.
PERSYARATAN :

1. Mahasiswa/i program Strata 1 (S-1)

2. Minimal telah/sedang menyelesaikan semester 2

3. IPK min (PTN : 3,00 dan PTS : 3,4)

4. Tidak sedang menerima beasiswa dari pihak manapun

5. Beasiswa ini bebas dari ikatan dinas apapun

6. Melakukan pendaftaran beasiswa


View original post 83 more words

Tarbiyah Hasan Al Banna dalam Jamaah Al Ikhwan Al Muslimun


Tarbiyah Hasan Al-Banna dalam Jamaah Al-Ikhwan Al-MuslimunTarbiyah Hasan Al-Banna dalam Jamaah Al-Ikhwan Al-Muslimun by Dr. Yusuf Al Qaradhawi

My rating: 4 of 5 stars

Perjuangan sangat ya mencari buku ini. Kosong dimana-mana, bro! Akhirnya setelah konsultasi ke Farah, ternyata Ilman punya. Dan voila, saya minjem aja lah ya hehehe.

Bukunya tipis dan kecil, 259 halaman saja (tulisan agak besar) bahasanya ringan ala terjemahan, banyak ngutip ucapan Hasan Al Banna. Dalam buku ini, Dr. Yusuf Al Qaradhawi membahas mengenai rambu-rambu dan karakteristik dari aspek tarbiyah Al Ikhwan Al Muslimun. Pada bagian pengantar penulis menyatakan bahwa pencapaian paling signifikan yang diraih Al Ikhwan adalah terbentuknya generasi baru Muslim yang memahami Islam secara benar, meyakini secara mendalam, mempraktikkannya dalam diri sendiri dan keluarga, berjuang meninggikan kalimatnya, menerapkan syaria’atnya dan menyatukan umatnya. Kunci dari terbentuknya generasi seperti ini adalah tarbiyah (pembinaan dan kaderisasi).
Lalu apa sajakah karakteristik tarbiyah?

1. Rabbaniyah
Iman tentunya merupakan keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Jika beriman, maka kita akan beribdaha yang dalam arti luas adalah segala sesuatu yang disukai dan diridhai Allah. Tapi dalam hal ini, ibadah yang dimaksud adalah melakukan ketaatan dan pendekatan kepada Allah dengan cara melakukan ritual, dzikir, dan bersyukur. Diantaranya yang paling ditekankan adalah:

– Berpegang teguh pada sunnah dan menjauhi bid’ah karena bid’ah itu sesat.
– Menjaga hal fardhu.
– Shalat berjamaah.
– Menganjurkan pelaksanaan sunnah.
– Menganjurkan dzikrullah. Terutama yang bersifat ma’tsur (bersumber dari Al Quran dan As Sunnah) karena ungkapan dzikir yg ma’tsur tidak mungkin disamakan dengan ungkapan lain karena kandungannya sudah jelas, ia merupakan bagian dari ayat Allah yang sudah jelas. Kalau kata-kata dari manusia biasa, adakalanya berlebihan atau kekurangan, maka lebih baik tinggalkan hal yang meragukan. Jika berzikir dengan yang ma’tsur, akan medapat 2 pahala, berdzikir dan pahala menikuti (ittiba’).

2. Integral dan holistik. Tidak sekedar dari aspek ruhiyah saja, tapi juga dari segi akal, moral, jasmani, jihad, sosial, hingga politik.

3. Aktif dan membangun. Maka tingkatan perbuatannya pun jelas. Mulai dari memperbaiki diri sendiri, keluarga, masyarakat, kemerdekaan negara, mewarnai (mereformasi) pemerintahan, mengembalikan eksistensi global umat Islam, sampai menjadi guru bagi dunia.
Maka penjara thur pun bukanlah penjara lagi bagi anggota IM waktu itu, tapi merupakan perkemahan tetap dimana biaya transport, akomodasi, tempat tinggal, dan biaya lainnya ditanggung oleh pemerintah mesir. :_)

4. Proporsional dan seimbang. Disini dibahas mengenai pandangan terhadap masyarakat, nasionalisme, hingga mengenai berbagai sikap manusia terhadap dakwah.

5. Ukhuwah dan jamaah.
“Moyangku adalah Islam
Aku tidak memiliki moyang selainnya
Jika mereka berbangga dengan Qais dan Tanim”

Tingkatan cinta paling rendah adalah hati yang tulus sedangkan tingkatan cinta paling tinggi adalah sikap mengutamakan orang lain itsar. (Bukan it-sar, tapi i-tsar).

Subhanallah gimana cara ukhuwah ini bekerja. Saat di penjara, banyak anggota IM disiksa ga wajar tapi tetep bungkam untuk menjaga keamanan saudaranya. Saudaranya yang bebas membantu keluarga yang ditangkap dengan mengoordinir bantuan karena tulang punggung keluarga ditangkap. Hal ini membuat keberadannya terdeteksi dan ditangkap juga. Tapi tetap ada orang lain yang melakukan hal ini, tidak peduli risikonya. Dan somehow, ujian adalah berkah. Karena dengannya akan terlihat siapa kawan siapa lawan.

Di akhir buku penulis menyatakan bahwa jangan berpikir bahwa jamaah IM itu seperti malaikat yang bebas dari perbuatan salah. Mereka tetaplah manusia yang sangat mungkin berbuat salah. Maka kita berjamaah disini bukan karena fanatik atau ikut-ikutan saja. Tapi karena kita paham. Dan tentu, karena kita manusia, maka yang harus kita lakukan adalah saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

View all my reviews

Indonesia Mengajar 2


Indonesia Mengajar 2Indonesia Mengajar 2 by Pengajar Muda II

My rating: 4 of 5 stars

Oke. Menurut saya, kisah-kisah dari pelosok nusantara seperti ini selalu inspiratif dan heartwarming. Apa bedanya dengan buku 1? Kisahnya lebih banyak karena pengajar mudanya lebih banyak. Juga (hal yang saya suka) daerahnya lebih banyak dibandingkan dengan buku 1. Keseharian pengajar muda membuat saya makin jatuh cinta sama Indonesia karena melalui cerita di dalamnya, saya jadi lebih tahu keseharian masyarakat Indonesia selain di pulau Jawa ini. Belum bisa travelling langsung, minimal lewat buku dulu ya 🙂

Jujur, ada bagian-bagian dari buku ini yang ga terlalu bikin saya semangat untuk baca. Makanya ini sempet teranggurkan beberapa lama bukunya. Hehe jahat ya saya? Tapi menjelang akhir buku, uuuuuu suka banget. Mulai cerita Lumba. Seorang anak bernama Lumba. Cute ya namanya? Dia lahir di kapal laut dan pas ibunya melahirkan ada lumba-lumba. Makanya dikasih nama Lumba. Kisahnya apa? Baca sendiri ya… hehehe

Favorit saya yang lainnya adalah Lapangan Futsal Standar “FIFA”, Pasukan Bersemangat Belajar Baca, serta Catatan Bahagia. :_)

Seneng deh bacanya. Makin bersyukur lagi harusnya saya.

View all my reviews

Selimut Debu


Selimut DebuSelimut Debu by Agustinus Wibowo

My rating: 5 of 5 stars

Khaak. Debu dan perang. Itulah Afghanistan.

Tapi ternyata, Afghanistan itu lebih dari sekedar “khaak”. Perjalanan yang dialami oleh Agustinus Wibowo menjadi sangat menarik untuk dibaca karena perjalanannya yang tidak biasa. Nyaris seperti menggelandang di negeri orang. Pergi dari satu desa ke desa lainnya, lembah, bukit, sungai, pegunungan, padang pasir, semua dilewati. Itupun dengan menumpang ke Falang Coach, truk, atau kendaraan apapun yang ada. Seringkali dengan ongkos yang sangat mahal karena beliau ini orang asing, terkadang karena beliau dikira etnik Hazara (etnik mongoloid di Afghanistan). Pernah dicopet hingga uang tak bersisa. Pernah ditinggal kendaraan yang janji akan mengangkut.

Tapi dengan perjalanan seperti ini, justru kita bisa ikut mengenal adat kebiasaan di Afghanistan sana. Salah satu hal unik adalah cara salam mereka. Sangat panjang.

“Chetor asti? Khob asti? Jonet jur asti? Sihat khob asti? Famil shoma khob asti? Khona khairiyat ast? Aman asti? Aram asti? Zinda boshi. Monda naboshi. Apa kabar? Baik-baik sajakah? Semangatmu baikkah? Kesehatanmu baik? Keluargamu baik-baik saja? Rumahmu baik-baik? Aman? Santai? Hidup terus. Jangan kecapekan.” Dan masih disambung dengan “Diga chi gab ast? Masih ada kabar apa lagi?”

Panjang kan?

Afghanistan juga terdiri dari berbagai macam etnik. Ada Pashtun, Tajik, Hazara. Tapi sayang, hubungannya tidak harmonis. Perbedaan agama merupakan pemicu utamanya, antara Sunni dan Syiah. Legenda Ali bin Abi Thalib-nya udah ga masuk akal lagi. Tapi ya itu, taqlid. Sampe ada semacam ziarah ke sebuah danau Band-e-Amir dan harus “dicelup” ke dalam air sebanyak 3 kali (bayangkan menjelang musim dingin) sambil berteriak, “Ya Ali madad. Wahai Ali, tolong.” untuk menghilangkan kenestapaan, musibah, nyembuhin penyakit. Penganut Syiah di sana sangat percaya dengan legenda ini. Dan korban jiwanya banyak, salah satunya karena infeksi paru-paru.

Afghanistan merupakan negara dengan penyandang cacat terbanyak di dunia. Terjebak dalam suasana perang selama lebih dari 3 dekadelah yang menyebabkan ini semua terjadi. Memang ada beberapa daerah rawan yang penuh ranjau. Salah melangkah sedikit, anggota badan hilang. Lebih beruntung jika dibandingkan dengan kehilangan nyawa (tergantung sudut pandang sih). Kehilangan 1 kaki, 2 kaki, tangan, merupakan hal biasa. Bahkan ada sebuah rumah sakit yang khusus menangani kebutuhan orang-orang cacat. Rehabilitasi kaki palsu. Dokter dan staf rumah sakit pun kebanyakan mengalami hal yang sama. Keren ya. Makanya bisa lebih empati, karena tau rasanya kehilangan anggota badan.

Keadaan perang ini juga membuat banyak warganya mengungsi ke negara tetangga, Iran dan Pakistan. Saat Uni Soviet pertama kali menginvasi Afghanistan, kedua negara ini lah yang membuka lebar-lebar pintu untuk pengungsi. Tapi ternyata perang tidak sehari dua hari. Hal ini berlangsung puluhan tahun. Lama-kelamaan kedua negara tetangga pun menerima terlalu banyak beban sehingga sekarang sudah tidak secara bebas lagi menerima pengungsi. Visa dipersulit. Pekerjaan dipersulit, hanya bisa menjadi pekerja kasar. Di negara tetangga hidupnya sulit, di negara sendiri sedang berperang. Astaghfirullah. đŸ˜„

*** bingung mau cerita apa lagi, banyak banget sebenernya, detailnya, emag lebih enak baca sendir sih ***

Kadang saya suka takjub sendiri selama baca buku ini. Kok bisa ya orang-orang hidup di tempat seperti ini. Mungkin salah satu hal yang bisa diteladani oleh kita adalah semangat pantang menyerah orang Afghan (sebenernya, kalo baca buku ini, agak kurang tepat menyebut orang Afghan. Istilah ini hanya me-refer ke 1 etnik, yaitu Pashtun. Tapi apa daya, semua orang menganggap sama saja hehe). Pantang menyerah, maka bisa terus bertahan sampai sekarang. Meski keadaan sulit. Meski teror bom selalu menunggu.

Di epilog, penulis menutup buku dengan kisah baru. Perjalanan menuju Tajikistan, tetangga Afghanistan. Sebuah negara harapan. Kata orang-orang Afghan.

Can’t wait to read “Garis Batas”.
*besok kuliah woy*

***

Sampai di Ishkashim, diseret polisi dari Falang Coach. Polisi itu membolak-balikkan paspor serius bgt. Padahal bacanya tibalik. #SD

Sasapedahan dari Ceko lintasi Rusia, Kazakhstan, Uzbekistan, Kirgistan, Tajikistan, Afghanistan, dg tujuan akhir India. #SD

Dagingnya berwarna hitam. Jika dikibaskan, warna hitamnya menghilang, berubah menjadi lalat yg beterbangan. #SelimutDebu *merinding*

Setahun lebih ia tinggal di Indonesia, cuma tahu kata “berapa”. (tentang Ramazan) #SelimutDebu

“Diskriminasi,” kata dokter Najmuddin, “di sini memang ada diskriminasi. 95% staf di RS ini adl penyandang cacat.Tetapi kl boleh saya menyebutnya, ini diskriminasi positif.”

Ada titik (teuing kota teuing naon) namanya Farah loh di Afghanistan. Baru tau :)) @farahdiputri

Bahkan ada jejak Indonesia di Peshawar. Bung Karno pernah berpidato disana. Ga aneh kl ada pertigaan namanya Soekarno Chowk/Square. Tapi pas ditanya arti Soekarno apa, jawabannya malah “aha, mungkin pahlawan dari India!” *gubrag* #SelimutDebu

Ada petanya! #SelimutDebu *pdhl baru beres prolog* http://lockerz.com/s/238827654 (dan emang ada banyak lagi peta)

Kandahar tidak ada apa-apanya. Tapi hati2 kalau kau ke Ghazni. Keadaannya parah…. Kasur dan selimutnya banyak kutu.

Wakhan adl surga tersembunyi, diapit Tajikistan, Cina, & Pakistan. Kau harus melewati Kunduz, Taloqan, sampai Badakhshan. 4 hari dari Kabul.

Lebih dari sekedar traveler — explorer. Aaaaaaaaaaaa :_) *padahal baru baca kata pengantar doang* http://lockerz.com/s/238818525

View all my reviews

OPPEK 2012 kurang greget!


OPPEK 2012 kurang greget!

Ada yang tahu kenapa? Kalau panitia OPPEK 2012 pasti tahu kenapa. Yap! Pasalnya, OPPEK tahun ini yang mengusung tema “Breaking the Iceberg” dengan tajuk “Prophase” meniadakan acara sakral yang biasanya selalu ada di dalam OPPEK beberapa tahun ke belakang. Beberapa mengatakan ‘roh’nya OPPEK, ‘nilai jual’ OPPEK. Itu adalah pemilihan ketua angkatan, nama angkatan, dan jargon angkatan.

Wow! Kok bisa? Hehehe

Berisiko? Ya. Banyak yang ragu? Ya. Ga takut gagal? Mungkin ya. Emang bakal berhasil? Ya, sebenernya untuk menjawab ini, tidak akan ada orang yang tahu, sebelum ada yang mencobanya. Usut punya usut juga sebenarnya, yang penulis tahu, hal ini bukanlah hal yang baru diperbincangkan. Ketua angkatan itu penting. Perannya banyak, dari akademis seperti jadwal, bahan lab, ujian, dll, sampai kekompakan angkatan. Tapi masa dipilih hanya dalam waktu 3 hari. Kan belum kenal betul. Kaya milih kucing dalam karung aja. Kalau kucingnya bagus, alhamdulillah. Tapi kalau ga sesuai harapan ya angkatan bisa apa. Begitulah kira-kira.

Menurut Poundra, ketua Senat Mahasiswa FK Unpad periode 2012, inginnya panitia OPPEK 2011 pun sebenarnya di OPPEK 2011 tidak langsung memilih ketua angkatan dengan alasan yang tadi (secara garis besar), tapi kembali lagi, “acara puncak OPPEKnya apa dong?”. Ga klimaks, kurang berkesan. Ya itu, ragu. Terlalu banyak risiko yang harus diambil. Semua orang pikirannya, yang berharga dan bikin OPPEK layak dikenang itu adalah moment angkatannya.

Nah, disinilah ‘racun’nya. Sayang dan bangga angkatan itu ga salah. Tapi kalau sejak awal mahasiswa baru langsung dipaparkan dengan hal ini, lama-lama bisa jadi bumerang. Mungkin, gap antar angkatan itu justru dimulai karena ini. Karena panitia OPPEk yang notabene kakak-kakak mahasiswa baru men-setting suasananya seperti itu sejak awal. Ngeri ya? Seolah-olah yang bikin OPPEK “wow” itu adalah moment angkatannya. Seolah-olah, masuk FK Unpad itu nggak membanggakan. Tapi jangan sampai salah tangkep juga, karena kekompakan angkatan itu hal yang sangat penting.

Makanya, rantai ini perlu diputus. Dobrak! Dan kita beri paradigma baru. Kalau dipikir-pikir, moment kefakultasan itu memang yang paling mungkin ada di OPPEK. Mabim kan lama, hitungannya bulan. Justru kesempatan angkatan untuk eksplorasi diri sendiri jadi lebih panjang, berikhtiar untuk memilih ketua angkatan yang paling sesuai dengan harapan.

***

Saya pribadi merasa, bukan hanya peserta yang “memecah gunung es” mereka. Panitia juga. Keluar dari zona nyaman. Masuk ke zona penuh risiko yang tidak semua mau melaluinya, terlalu takut, inginnya bermain aman saja. Keluar dari zona OPPEK-itu-seperti-ini. Salah satunya dengan memutuskan untuk meniadakan pemilihan ketua angkatan ini.

Namanya aja dunia pembinaan dan kaderisasi. Yang dibina dan dikader itu manusia. Bukan benda mati. Responnya bisa berjuta kemungkinan. Makanya perlu minimal 4 modal supaya berani memecah gunung es ini. Pertama, sabar. Sabar menapaki jalan panjang ini. Membina danmengkader itu ga instan kan ya? Sabar ketika banyak orang lain yang meragukan keputusan kita. Berani saja lah. Berani karena benar, insyaallah. Kedua, teguh. Sabar saja tidak cukup. Kita perlu punya hati yang teguh. Karena kesabaran bisa menipis. Ada saat-saat gelap, ga ada harapan, besar sekali godaan untuk berkata, “Ya sudahlah! Apa adanya aja.” Makanya kita harus teguh hatinya, supaya kesabaran yang menipis itu bisa ditingkatkan lagi. Sungguh, kesabaran itu sebenarnya ga ada limitnya. Dia hanya menipis saat keteguhan hati kita melemah. Maka setelah bersabar, hati kita harus teguh. Ketiga, optimis. Siapa sih yang bisa mengalahkan pikiran positif? Ya pikiran negatif! Hehe. Pasti pada familiar sama kalimat “When you really want something, all the universe conspires in helping you to achieve it”. Kalo saya pribadi sih, lebih suka bilang, Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Jadi, optimislah! Yang terakhir adalah pengorbanan. Mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, uang, dan lain-lain. Harta dan jiwa ceritanya. Perubahan yang diinginkan bukan perubahan asal-asalan. Maka pengorbanan adalah suatu keniscayaan. Kalau orang ekonomi bilangnya “there’s no such as free lunch”.

Sabar. Teguh. Optimis. Pengorbanan.

***

Kata (beberapa) panitia, OPPEK 2012 kurang greget! Ah, tapi siapa tahu peserta berpendapat apa.

 

 

*Catatan pribadi pasca “OPPEK 2012: Prophase”, hasil evaluasi semalam bareng panitia, dengan sedikit opini pribadi, dan nampaknya ini masih bersambung*