Fix nangis pas baca ini di blog Anita haaaaaaaaaaaaaaaa. Padahal iseng aja buka-buka, lagi pengen terinspirasi. Simply make me cry :’) terharu. Untukmu juga nit 🙂

(padahal kayanya ga sibuk juga , biasa aja haha)

L O Y A L


Buat tulisan tentang “Kalo kamu dikasih 20 orang staf, apa yang akan kamu lakukan supaya pada loyal?”

Serius saya searching di google dengan key word “bagaimana membuat staf loyal”. Bingung, clueless, merasa masih banyak kekurangan, tapi emang harus bisa. So, mulai saja…

Mungkin akan lebih mudah jika saya memosisikan diri sebagai staf terlebih dahulu. (Setiap orang mungkin subjektif, beda-beda senengnya diperlakukan seperti apa)

Saya suka kalo pemimpin saya itu care, mengayomi, mau mendengarkan, memberi arahan yang jelas, tegas sekaligus fleksible (bisa menyesuaikan sikap berdasarkan keadaan dan urgensi setiap tugasnya), human, serius tapi bercanda juga, mengembangkan staf, ada di saat susah dan senang atau minimal hadir, dipercaya, membuat saya juga semua staf menjadi satu kesatuan yang utuh, dan mungkin masih banyak lagi. Tapi belum terpikirkan. Habis gimana ya, saya bukan orang yang berekspektasi sangat tinggi ke seseorang, termasuk pemimpin. Kalo saya memilih terjun, harusnya berkomitemen. Harusnya. Tapi manusia berbuat salah itu wajar. Makanya saya ga suka berekspektasi tinggi yang nantinya malah bikin banyak kecewa. Bikin ruang untuk toleransi, kesempatan, dan memaafkan. Dan ini udah keluar topik.

Maksud saya, kalo pengen staf yang loyal, perlakukanlah staf seperti yang diatas. Maksudnya bukan memperlakukan mereka sesuai dengan KITA ingin diperlakukan seperti apa. Tapi memperlakukan mereka sesuai dengan MEREKA ingin diperlakukan seperti apa. Beda kasus kalau keinginan stafnya yang ga sesuai. Makanya pemimpin juga guru, tempat transfer nilai, jangan jadikan staf itu robot yang melakukan hal-hal teknis saja. Mengingatkan esensi dan makna dari pekerjaan yang dilakukan itulah pemimpin. Saat ada staf salah, pemimpin mengoreksi tapi tidak dengan menyakiti. Astaghfirullah, bisakah saya seperti ini? La haula wa la kuwwata illa billah.

Sekarang, apa hasil serchingan di google? Hehehe

Ada banyak, tapi saya ngambil yang ada di http://www.ciputraentrepreneurship.com/bina-usaha/49-rencana-bisnis/2018-membuat-karyawan-anda-loyal.html dengan sedikit perubahan 🙂

1. Rekrut dengan seksama: penting untuk mencegah hal tersebut terjadi pada tahap awal. Bersabarlah untuk menemukan orang yang tepat.
2. Berikan apresiasi yang wajar.
3. Perlakukan setiap staf dengan sama. (Munfkin lebih tepat, sesuai dengan kebutuhannya, adil)
4. Sadar akan perbedaan budaya.
5. Jagalah agar pekerjaan tetap menarik dan menantang.
6. Dengarkan apa yang staf Anda katakan.
7. Buatlah staf Anda merasa dihargai dan diapresiasi dengan cara memperhatikan masukan yang mereka berikan.
8. Tunjukkan perhatian pada staf Anda.
9. Berikan mereka motivasi.
10. Berikan mereka kesempatan untuk berkembang.
11. Pastikan staf Anda sungguh-sungguh memahami tujuan oganisasi, buat mereka merasakan bahwa mereka juga bagian dari organisasi.
12. Tingkatkan komunikasi saat kerja, singkirkan penghalang antarstaf atau antardepartemen dengan cara mengadakan kegiatan internal perusahaan atau sosial lainnya.
13. Usahakan tidak mengkritik staf secara kasar dan tajam.
14. Ciptakan sebuah suasana kerja yang menyenangkan. Stres merupakan faktor utama peningkatan jumlah staf yang keluar.
15. Jadilah orang yang fleksibel. Jangan selalu terpaku pada aturan. Coba Anda ijinkan staf jika mereka terkadang harus pulang satu jam lebih awal.
16. Jadilah pemimpin yang baik.

Pendidikan dan Jatinangor


Sebenernya pengen artikel yang ada rasio guru:murid di Jatinagor dan dihubungin dengan kualitas pendidikannya gimana. Yang saya temukan adalah data di atas. Bikin mikir, ini teh bener? Tapi da ada di http://sumedang.dapodik.org/index.php. Terus kata Nuni, mungkin selama ini guru yang ngajar ada, tapi bukan guru resmi. Haaa iya ini emang kurang nyari data dan belum dikasih (dan emang ga bener-bener nyari) kesempatan buat nyari data langsung. Paling ada di http://st288653.sitekno.com/article/35561/ipm-bidang-pendidikan.html Rata-rata rasio jumlah guru SD-MI dengan murid SD-MI  di Jatinangor adalah 1:24. Tapi ga tau kualitasnya gimana. Kamana hungkul atuh, neng? Susah nyari berita tentang pendidikan di Jatinagor (parameter susahnya adalah kalo di search di google susah nemu yang sesuai dengan keinginan. Haha subjektif emang).

Tapi tiba-tiba ada deng, di klik-galamedia.com 😀 Ada khusus tentang Jatinangornya pula. Tepatnya di http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20111010015641&idkolom=jatinangor

Kata berita yang terbit Senin, 10 Oktober 2011 ini (versi singkat)

Rencana perluasan SMAN Jatinagor saat itu masih terhambat karena tanahnya masih digunakan oleh warga. SMAN Jatinagor terletak di Kampung Cisaladah RT 03/RW 07 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Menurut Kepala Tata Usaha SMAN Jatinangor, H. Oteng, S.Sos, jika dilihat dari tata letak, SMAN Jatinangor merupakan satu-satunya sekolah yang berada di kawasan pusat pendidikan (Jatinangor). Namun lokasi bangunannya terjepit rumah warga. Kondisi ini menghambat perluasan sekolah.

Pemprov Jabar sudah menyosialisasikan pengosongan tanah, tapi warga enggan melaksanakannya. Menurut Oteng, pengosongan lahan milik Pemprov Jabar tersebut sangat penting untuk pengembangan dan perluasan sekolah. “Lahan tersebut sangat dibutuhkan untuk lapangan olahraga dan ruang belajar siswa. Setahu kami warga menolak pindah. Alasan mereka, belum ada kesepakatan dalam hal ganti rugi,” katanya.

Lalu, bagaimana sekarang? Saya sendiri belum tahu bagaimana hasil musyawarah antara warga, pihak sekolah, dan pemerintah. Di satu sisi, fasilitas sekolah memang menunjang pendidikan siswa. Siswa dapat lebih berkembang, kualitas pendidikan meningkat. Meski kalau saya baca Laskar Pelangi, seminim apapun bisa asal berusaha. Di sisi lain, bagaimana dengan nasib warga yang diminta mengosongkan tanahnya? Nanti tinggal dimana? Apa ganti ruginya cukup? Hayo loh, bingung kan. Gapapa. Bingung itu bagus, berarti mikir.

Ada yang punya ide solusi konkretnya apa? Feel free to comment in my post 🙂


Tanggal 28 November kemarin, tepat pukul 14.11 pas saya lagi skill’s lab, ada sms masuk dari Dimas, KM Membran.

“Aslm. hari ini sekolah kebanjiran. Kita pindah lokasi ke A3.3.2. Tolong diinfokan ke semua murid. Pukul 16.16 kita mulai acara, absen dibuka jam 16.0nsi dibuat hardcopy nya ya”

Yap! Kemarin itu Pre-School pertama SCORE! : ) Seragamnya aja seragam baru. Nih, lagi ngetik ini aja masih kecium bau toko dari si seragam.

Lonceng berbunyi tepat waktu. Mungkin jam saya kelebihan 4 menit yah. 😀 Diawali dengan doa, tilawah, dan tadabbur Al Quran membuat sore yang hujan itu semakin syahdu (ini kalimat apa deh).

Belajar apa aja kita kemarin?

Temanya adalah “listen and you’ll be listened”. Dengan fokus ke 2 topik, yaitu 1. Kemampuan mendengarkan 2. Loyalitas

Jadi, kami semua dibagi menjadi 2 kelompok besar untuk berdiskusi mengenai masalah di Indonesia beserta solusi konkretnya. Tema masalah yang kelas saya (Membran) pilih yaitu mengenai penurunan biaya kesehatan melalui tindakan preventif. Berdasarkan artikel yang Dewi dapatkan, NCD (non communicable disease / penyakit tidak menular seperti jantung koroner) menyebabkan 59% kematian di Indonesia. Sudah lebih besar dibandingkan penyakit menular. Apalagi jika terkena NCD, biasanya tidak bisa sembuh total seperti sebelumnya. Kualitas hidup yang menurun dapat mempengaruhi produktivitas orang tersebut yang akhirnya berdampak sistemik ke bidang ekonomi. Dua kelas lainnya mempresentasikan masalah mengenai anak jalanan dan masalah di Jatinangor.

Setelah diskusi selesai, kami break solat magrib. Dilanjutkan dengan feedback tiap kelompok dari panelis dan pengumuman tugas. Yeeeeeaaaaay! (Tugas itu momen bahagia kata bu kepala sekolah)

Lesson learned: Dengerin! Mau baik atau buruk, dengerin aja. Tapi ambil hanya yang baik saja. Intinya, poin dalam mendengarkan itu adalah 1. Fokus 2. Tahu peran 3. Menekan ego sendiri

(Sebenernya ditulis tanggal 281111)

Medinfo Sema FKUP Tahun Lalu?


Selamat pagi dunia! Alhamdulillah jadi juga loh, wawancara teh Shakie 07, setelah (kayanya) saya annoying banget, meneror, nelpon di saat tak tepat. Maaf ya teh. Tapi makasih banget looh, mau berbagi. Beliau menjadi ketua Medinfo Senat pada tahun 2010. Jadi kalo diurutin, teh Taya 2011, teh Shakie 2010, Ka Andrew 2009. Kalo versi teh Shakie gimana ya? Ini dia 🙂 (Terus pertanyaannya sama haha)

T: Selama kepengurusan teteh, apa aja yang udah dilakukan?

J: Selama masa kepengurusan yang dilakukan adalah melanjutkan fungsi Medinfo dari kepengurusan Andrew dengan pembenahan dan perombakan dikit lah. Yang udah dilakukan banyak, kalo mau baca lpj medinfo 2010 aja, aku juga udah lupa. Pokoknya di kepengurusan aku, pencetakan visus diurusi oleh fakultas dicetak di art paper dan berwarna! Selain itu juga kita melanjutkan penerapan uu-medinfo untuk regulasi publikasi dan media cetak. Terus ada pelatihan publikasi efektif yg bekerja sama dgn psdmo dengan pembicara saya sendiri, hehe. Lalu tidak lupa kita juga punya acara bonding sendiri berjudul Med go mad kependekan dari medinfo go mad. Biasanya kita jalan2, kuliner, dan foto2.

T: Pendapat teteh tentang senat dan medinfo khususnya gimana?

J: Pendapat tentang senat dan medinfo apa yah, hmm senat butuh medinfo, hehe. Pertanyaannya susah nih..

T: Kondisi senat waktu itu gimana teh?

J: Kondisi senat waktu itu sudah lebih stabil dari sebelumnya, tapi di tengah2 kepengurusan muncul issue penggantian nama senat ke nama yg lebih appropriate thdp fungsi organisasinya. Yah gitu deh. Terus waktu itu senatnya juga muncul 1 seksi baru dan 1 biro. Kalo ga salah yah.

T: Kalau kondisi kemahasiswaan secara keseluruhan gimana?

J: Kondisi kemahasiswaannya sangat2 membanggakan. Katanya sih prestasi kemahasiswaannya terbaik sepanjang sejarah FK Unpad, banyak banget penghargaan yang diraih, lupa lagi sih tapi seinget aku ada juara karya ilmiah tingkat nasional terus ada juara 2 mapres tingkat nasional, dll.

T: Ada ga teh tujuan yang belum tercapai? Kalo ada apa dan kenapa ya teh?

J: Tujuan yang ga tercapai jadi sedih. Kalo menurut proker lumayan tuh ada beberapa. Perbaikan pakom masih belum juga, padahal dari atasnya udah janji, mungkin masih kurang follow up aja kayanya. Terus update mading dari bbrp seksi dan ukm yg punya pakom kurang compliancenya. Sisanya bisa dibaca di lpj hehe, tapi yg paling krusial menurut aku sih itu..