Pola Hifdzul Mahfudz


1. Tikrorul Mahfudz
Mengulang-ulang bacaan sebelum dihapal. Berapa kali? 500 kali! Susah, nanti ga sempet ngapa-ngapain. 100 kali! Masoh sisah? Ya udah, minimal 20 kali/ayat. Baru hapalkan. Ulang-ulang, baca terus sampe bosen. Baru hapalkan.

2. Istimi`atul Mahfudz
Dengarkan sebelum dihapal. 1000 kali! Kalau ayatnya panjang, kan sekarang udah modern. Bisa pake mp3 cut. Intinya, sebanyak apa cita-cita kita, sebanyak itu pula koleksi mp3 kita.

3. Fahmul Mahfudz
Pahami. Kalau kita baca artinya, kan Al Qur`an itu terdiri dari bagian-bagian cerita. Nah, pahami. Pahami alur cerita dan setiap episodenya.

4. Kitabatul Mahfudz
Sambil ditulis, sambil dihapal. Cocok banget untuk orang visual. Tulisnya sama persis dengan Al Qur’an yang kita baca.

Setiap orang berbeda-beda. Ada yang kuat dalam satu pola, ada yang cocok dengan kombinasi pola. Ada juga yang level kesulitan suatu surat sangat tinggi, jadi butuh memakai keempat pola.

Apapun, yang terpenting dalam proses menghapal Al Quran adalah, nikmati prosesnya dan istiqomah. Dan menjadi hafidz atau hafidzah itu bukan tujuan, tapi proses yang terus berlanjut. Semangat!

(Tausyiah pagi ustadz Suherman saat saya datang tanpa persiapan)

Buku Ajar Koas Racun


Buku Ajar Koas RacunBuku Ajar Koas Racun by Andreas Kurniawan

My rating: 3 of 5 stars

Penasaran sama dunia koas atau kedokteran? Selesai baca buku ini ga akan (terlalu) penasaran lagi, dijamin. Sebenernya, saya kira buku ini isinya lucu-lucuan aja. Ternyata, ada juga sih bagian seriusnya. :3

Buku ini terbagi menjadi 11 bagian. Silakan dipilih, ingin tahu hubungan koas dengan apa. Antara koas dengan jaga malam atau guru atau praktikum atau tulisan atau tidur atau sakit atau ujian atau film atau relasi dengan sesama. Juga ada tipe-tipe mahasiswa yang diklasifikasikan berdasarkan banyak hal.

Penulisnya bisa banget bikin orang ngangguk-ngangguk mengiyakan pas lagi baca tulisannya. Paling epic menurut saya bagian “Koas dan Film”. Jadi dibilangnya, sebagai mahasiswa kedokteran, kadang jadi susah menikmati film gitu. Apa-apa jadi dikritisi. Terutama, ga bisa ga setuju, kalo nonton sinetron. Salah, semua salah pokonya. Haha. Adegan diagnosis kanker metastasis hanya dengan stetoskop, adegan orang lain dapat mendiagnosis penyakit temannya yang ceritanya sedang merahasisakan penyakitnya itu dari temannya, dll..

Juga tentang ujian. Sayangnya disini ga ada tentang SOOCA. Haha. Intinya, untuk mahasiswa kedokteran, kita ga sendirian kok menjalani ini. Pasti penuh perjuangan. Dan di balik tangisan, pengorbanan jiwa, raga, dan harta, pasti ada aja kenangan lucu untuk dikenang.
Semangat!

View all my reviews

Jujur


Teringat kisah mengenai seorang sahabat yang saat menjelang perang, mengazamkan diri bahwa beliau akan syahid dengan cara tertusuk di lehernya. Beliau menegaskan kalimatnya dengan menunjuk sebuah titik di lehernya. Lalu Rasulullah bersabda, bahwa jika ia jujur kepada Allah swt., maka apa yang ia katakan akan menjadi kenyataan. Ternyata, setelah perang berlangsung, sahabat Rasulullah tersebut ditemukan dalam keadaan persis sesuai dengan janjinya. Masya Allah.

***

Sangat tidak sepadan rasanya membandingkan kisah seorang sahabat tadi. Akan tetapi, bukankan perbuatan kecil bisa menjadi besar disebabkan niat? Pun sebaliknya, perbuatan besar bisa menjadi kecil disebabkan niat pula. Maka, mari kita niatkan semua yang kita lakukan hanya karena Allah. Insyaallah sekecil apapun kelihatannya, akan menjadi besar di mata Allah.

Katanya sih ujian keteguhan hati. Udah jujur belum sama Allah?

Pengen jadi dokter. Pengen banget ngerjain suatu topik skripsi. Pengen jadi orang amanah. Itu pengennya jujur? Yakin?

Tapi kok ngebiarain rasa malas bermetastasis? Males yang paling malignant yang pernah saya rasain. :_ Astaghfirullah.

Ujian keteguhan hati. Apa benar saya sudah jujur sama Allah?

Seperti sahabat tadi.

Dan kalau semua terasa makin berat, solusinya sederhana sih. Mendekat ke Allah sedekat-dekatnya.

Mau bergantung sama siapa lagi kalau bukan sama Allah?

REGISTRATION FOR 2013 PPAN PROGRAMMES


REGISTRATION FOR 2013 PPAN PROGRAMMES

pas buka fb ada info menarik dari teh tami 🙂

FREQUENTLY-ASKED QUESTIONS

What is the programme quota?

The programme quota is the number of provincial delegates to the PPAN programmes. The Indonesian Ministry of Youth and Sport determines how many delegates from which province are sent to which PPAN programme. The number of delegates in PPAN programmes does not necessarily represent the 33 provinces in Indonesia. Therefore, the programme quota may change every year.

Are PPAN programmes open for male and female?

Yes, they are. Typically, the male-female ratio of a PPAN programme is 1:1. The Indonesian Ministry of Youth and Sport reserves the right to decide if a certain province shall send one male participant, one female participant, or both.

What if my qualification does not suit the programme quota?

Please remember that the programme quota changes every year. Therefore, if you are interested in joining a programme but do not meet this year’s male/female qualification, for instance, you may apply for the next year’s programme provided that your age falls within the limits of the programme.

Can I apply for PPAN programmes in another province?

It depends on the rules set by the PCMI in respective provinces. Each PCMI has its own policies. Please contact the provincial office of youth and sport or the PCMI in question.

If I were chosen for a programme, what should I do next?

You will undergo a series of training organised by PCMI Jawa Barat, after which you will join other provincial delegates to the National Pre-departure Training. PCMI Jawa Barat will help you prepare for the programme.

Are PPAN programmes free of charge?

Basically, PPAN programmes do not impose any fees on participants. All PPAN programmes belong to the Government-to-Government (G2G) partnership; therefore the Government of the Republic of Indonesia is the main sponsor. However, all participants shall incur personal needs such as traditional costumes, stage properties, attire, musical instruments, passport, gifts, etc.

If I have already participated in one PPAN programme, can I apply for another?

No, you cannot. You can participate in only one PPAN programme organised by the Indonesian Ministry of Youth and Sport.

I have graduated from college or I have been working, can I apply for the programmes?

Yes, you can, provided that you meet the age requirement. PPAN programmes are intended for the youth, not merely for students.

I do not hail from West Java, I do not have an ID card issued in West Java, I cannot perform West Javanese arts and culture; can I join the selection?

All candidates must have an ID card issued in West Java. Basically, PCMI Jawa Barat will select youth delegates to the national and international levels. Naturally, then, we expect that the delegates can well represent West Java province.

More info click http://pcmijabar.org/?p=674