Ada di buku mba @asmanadia


Jika kau kira

dengan sebelah sayap

aku akan terkoyak

maka camkanlah

dengan sebelah sayap itu

akan kujelajah gunung

ombak-ombak samudra

dan gemintang di angkasa

Sebait puisi yang ada di salah satu buku mba Asma Nadia. Berasa jadi strong! Bahkan tanpa sayap pun, insyaallah. 🙂

Tawanan Benteng Lapis Tujuh


Tawanan Benteng Lapis Tujuh: Novel-Biografi Ibnu Sina (Sajin Qal'ah al-Aswar as-Sab'ah)Tawanan Benteng Lapis Tujuh: Novel-Biografi Ibnu Sina by Husayn Fattahi

My rating: 3 of 5 stars

“Sebagaimana Allah telah menciptakan dirimu berbeda dari orang lain dan menciptakan kemampuanmu yang juga berbeda dari yang dimiliki orang lain, maka begitu pula hidupmu yang juga tidak seperti hidup mereka.” (Tentang Ibnu Sina)
***
Jangan baca Novel-Biografi Ibnu Sina: Tawanan Benteng Lapis Tujuh karya Husayn Fattahi ini. Jangan baca kalau ingin tau detail tentang kehidupan seorang guru besar kedokteran dunia ini. Soalnya, emang biografinya ini dikemas dengan gaya novel. Dan karena itulah, saya betah baca buku ini. Voila, tiba-tiba nyampe halaman terakhir dan berharap ada halaman tambahan. Kalo di konser-konser, “We want more! We want more!”
Saya kuliah di FK. Tapi jujur, sangat sedikit paparan mengenai tokoh-tokoh yang berperan di dunia kedokteran. Sedikit, tapi ada. Hehe. Makanya pas nemu buku ini di kosan Alnis, langsung dipinjem deh.
Dari buku ini, saya emang ga jadi lebih tau tentang ilmu kedokterannya. Tapi perjalanan Ibnu Sina selama hidupnya. Asy-Syaikh Ar-Rais Abu Ali ibn Sina (Avicenna) tidak menjalani kehidupan yang “mudah”. Menghabiskan kehidupannya dengan menjadi buronan dari satu penguasa ke penguasa yang lain dan sempat dipenjara. Tapi meski kehidupannya tidak mudah, beliau tetap menghasilkan karya-karya.
Beliau banyak menulis buku – bukunya bukan tentang kedokteran aja, tapi juga ada fisika (!), filsafat, dan lainnya, (puluhan buku, bukan cuma nulis LI yang sebenernya cuma nerjemahin TT.TT), mengobati pasien, dan mengajar. Subhanallah, sempet ya? Pernah satu malam beliau berdiskusi dengan murud-muridnya semalaman sampai subuh, lalu beliau izin pamit ke murid-muridnya karena harus pergi. Pergi ke medan perang. Murid-muridnya sampai malu karena tidak memberi kesempatan gurunya untuk beristirahat. Tapi beliau tidak keberatan. Aaaaaaargh.
Terus waktu dipenjara, nulis buku. Beberapa jilid. Nulis buku (penekanan). Ga cuma ngetweet ga penting (penekanan lagi ke diri sendiri). #eaa
Untuk info lebih lanjut, silakan baca sendiri. Sekian.

View all my reviews

Habibie & Ainun


Habibie & AinunHabibie & Ainun by Bacharuddin Jusuf Habibie
My rating: 4 of 5 stars

Saya selalu bilang ke orang-orang (tertentu) kalau buku ini adalah buku romantis. :3 Keliatan dari judulnya juga, Habibie & Ainun. Naon sih.
Saya skip aja ya bagian romantis-romantisnya. Bagian komunikasi tanpa bicara, senyuman yang selalu dirindukan, selalu bareng kapan pun dimana pun, dan lainnya. Hehe. Katanya skip.
***
Ada 2 sisi. Sisi Pak Habibie dan sisi Bu Ainun.
Pertama, Pak Habibie. Beliau itu pekerja keras dan selalu total dalam setiap pekerjaannya. Waktu awal-awal berumah tangga, penghasilan beliau tidak begitu memadai. Kalau dipake sendiri sih berlebih, tapi dua orang ga cukup, apalagi hidup di Jerman, harus menanggung biaya asuransi, dan sebagainya. Beliau mengambil pekerjaan tambahan (selain sambil menyelesaikan program doktornya dan mengajar) juga sering lembur. Pulang sering larut malam, udah ga ada bis, akhirnya jalan kaki. Sering juga karena berhemat, jalan kaki ke tempat kerja belasan kilometer. Sepatu barolong. Terus musim dingin. Akhirnya dilapisin kertas. #gapahamlagi
Terus jadi sedih baca kisah industri pesawat terbang Indonesia. Ada bagian dimana Pak Habibie flashback ke tahun 2005 saat beliau akan menghadiri konferensi internasional di Indonesia. Beliau naik pesawat hasil rancangan konorsium Eropa. Padahal seharusnya, kalau ga dijegal IMF waktu krisis 1998, seharusnya Indonesia udah bisa menikmati pesawat yang tidak kalah bagus tapi buatan sendiri. Standar ganda IMF. Intinya sih, waktu krisis itu, Indonesia bakal dibantu IMF asal pendanaan ke bidang strategis dihentikan, termasuk pendanaan untuk membuat pesawat terbang. Beda lagi sama waktu AS dan eropa krisis 2007-2010 kemaren. Ya, standar ganda katanya.
Saat masih kuliah di perantauan (Jerman), beliau pernah sakit parah. Dan apa yang membuat beliau bertahan? Salah satunya adalah karena kemauan untuk mengabdi lagi ke Indonesia nanti. Itu beliau buktikan saat sudah mapan, menjadi direktur perusahaan pesawat terbang di Jerman, beliau memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk mengabdi saat dipanggil oleh Pak Presiden (waktu itu Pak Harto). Menjadi menristek selama 5 periode, wakil presiden, dan presiden, plus ketua beberapa (beberapa!) badan yang berkaitan dengan pekerjaannya. Bikin mikir dan banyak liat diri sendiri yang sangat lemah ini.
Kedua, Bu Ainun. Segitu besarnya peran beliau dalam kehidupan Pak Habibie. Sabar, pantang mengeluh, selalu senyum tampaknya. Beliau juga dokter! :3 Yang paling care sama kesehatan suami dan anak-anaknya. Ada saat dimana beliau bekerja sebagai dokter di rumah sakit Jerman. Suatu hari, anaknya sakit. Beliau berpikir, “Anak orang lain saya obati, tapi anak sendiri tidak.” Akhirnya beliau berhenti dari rumah sakit tersebut dan total berperan di rumahnya, sebagai ibu, istri, dan dokter bagi suami serta anak-anaknya.
Bu Ainun itu partnernya Pak Habibie. Setiap mengambil keputusan, apapun, selalu setelah berunding bersama. Dan Bu Ainun sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis, bahkan sering karena pertanyaan Bu Ainun, Pak Habibie jadi terinspirasi.
Selama mendampingi Pak Habibie, Bu Ainun aktif di beberapa kegiatan sosial lainnya seperti yayasan beasiswa ORBIT dan Perhimpunan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia. Beliau pun menginisiasi sebuah pengajian rutin yang selalu diadakan di rumahnya Patra Kuningan.
Saat beliau wafat, Pak Habibie beserta keluarga mengadakan pengajian di rumahnya. Selama 40 hari, lebih dari 1000 orang datang ke rumah beliau untuk mengaji dan ikut mendoakan, setiap harinya. Masya Allah. Kalau saya meninggal nanti gimana ya? Emangnya udah ngapain juga hey? Siapa lo?
***
Sangat banyak detail yang tidak saya tulis. Emang lebih baik baca sendiri biar ga terdistorsi. #tetep #suruhbacasendiri #asalways
Secara keseluruhan, buku ini menohok saya. Karena saya masih banyak leha-lehanya. Ga disiplin sama diri sendiri. Padahal sesibuk itu, beliau-beliau baca Al Quran minimal 1 juz sehari dan rutin shaum senin kamis. (btw, besok senin) Sibuk teh apa atuh ya? Saya juga masih banyak ngeluh. Padahal apalah ujian yang saya terima. (._.)
Semangat semangat semangat! Ambil dan tiru yang baik-baiknya. Masih mungkin dan bisa berubah, insyaallah.

View all my reviews