Keluarlah Saudaraku


Saudaraku

kau tahu bencana datang lagi

Porak lagi negeri ini

Hilang sudah selera orang-orang untuk mengharap

Sementara jiwa-jiwa nelangsa itu

Sudah sedari lama berbaris-baris memanggil-manggil

Keluarlah keluarlah saudaraku

Dari kenyamanan mihrabmu

Dari kekhusyukan i’tikafmu

Dari keakraban sahabat-sahabatmu

Keluarlah-keluarlah saudaraku

Dari keheningan masjidmu

Bawalah roh sajadahmu

Ke jalan-jalan

Ke pasar-pasar

Ke majelis dewan yang terhormat

Ke kantor-kantor pemerintah dan pusat-pusat pengambilan keputusan

Keluarlah keluarlah sadaraku

Dari nikmat kesendirianmu

Satukan kembali hati-hati yang berserakan ini

Kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa

Pimpinlah dengan cahayamu

Kafilah nurani yang terlatih

Di tengah badai gurun kehidupan

Keluarlah keluarlah saudaraku

Berdiri tegap di ujung jalan itu

Sebentar lagi sejarah kan lewat

Mencari aktor baru untuk drama kebenarannya

Sambut saja dia

Engkaulah yang ia cari

 

Anis Matta – 2003


Ketika pohon terakhir ditebang,

Ketika sungai terakhir dikosongkan,

Ketika ikan terakhir ditangkap,

Barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang.

— Sebuah rambu di Bhutan

Bhutan, salah satu negara paling bahagia. Unik. Bukan dengan GDP, tapi dengan Kebahagiaan Nasioanal Bruto-nya. *emang kebahagiaan bisa dikalkulasikan? Kaebanyan orang nanya itu*

Unik, saat lampu lalu lintas ditiadakan karena masyarakat lebih menginginkan polisi untuk mengatur lalu lintasnya.

Yah, unik 🙂

Kata Leo Tolstoy sih, “All happy families resemble one another, each unhappy family is unhappy in its own way. ”

Tapi nampaknya, setiap orang pun bahagia dengan caranya masing-masing.

Pertanyannya: kebahagian semu atau sejati? 🙂


Rindu. Tapi lidah seolah membeku.

Haruskah aku yang memulai? Mengapa tidak dia saja? Pikirku egois.

1 minggu, aku putuskan untuk menunggu 1 minggu.

Nyatanya, nyaris setengah tahun aku menunggu.

Dia baik-baik saja.

Maka aku pun harus baik-baik saja.


Kalaulah setiap dosa yang dilakukan temanmu engkau cela
Niscaya engkau tidak akan mendapati seorang pun yang tidak akan engkau cela
Oleh karena itu, hiduplah kamu seorang diri, atau
tetaplah bersambung dengan saudaramu
tapi ingat
saudaramu itu adalah seorang manusia yang sesekali melakukan dosa
dan pada kali yang lain meninggalkannya
Kalau engkau tidak pernah mau meminum air yang tanpa tercampur kotoran
Niscaya engkau akan kehausan
Siapa sih manusia yang minumannya benar-benar bersih dan jernih?

Basyar ibn Burd (95 – 167 H = 714 – 784 M)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/09/15078/pelajaran-amal-jamai-dari-seorang-penyair/#ixzz2C35MLtQh


perempuan, datang atas nama cinta
bunda pergi karena cinta
digenangi air racun jingga adalah wajahmu
seperti bulan dalam tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan

ada apa dengannya?
meninggalkan hati untuk dicaci
lalu sekali ini aku lihat karya surga dari mata seorang hawa

ada apa dengan cinta?

tapi aku pasti kembali dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya
bukan untuknya, bukan untuk siapa, tapi untukku
karena aku ingin kamu
itu saja

hayoo ada yang inget ga ini apa? saya ingetnya besok mde his. sekian.