Hmmm… Idola. Yayaya. Kita semua pasti punya idola. Ada yang ngidolain Agnes Monica, Trio Macan, Tom Welling si Clark Kent, Legolas si Archer di TLOTR, sampe Dewi Persik juga mungkin ada yang ngidolain. Atau mungkin ada yang ngidolain Ir. Soekarno? Pangeran Diponegoro? Madonna? Britney Spears? Sok aja sebutin satu-satu idola kalian… Mangga, mangga. Hehe.
Tapi, sebelum kita mencanangkan “silalala adalah idola saya”, kita harus tahu dulu, sebenernya, idola teh yang kaya gimanan sic? Pasti ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dong, untuk bisa disebut sebagai idola. Ga mungkin kan kita ngidolain seseorang karena dia ahli mencopet. Soalnya dengan kita mengidolakan seseorang, pasti dikit banyak kita kepengaruh untuk bisa -seenggaknya- menyerupai si dia, baik dalam perilaku, cara pandang, pakaian, life style, etc.
Nah, supaya bisa disebut sebagai idola, atau tokoh anutan, seseorang harus memenuhi beberapa kriteria yang bisa dirangkum menjadi…
- Harus jelas bahwa dia adalah tokoh yang memang ada.
- Segala pernak-pernik kehidupannya harus lengkap tercatat secara objektif, tanpa bumbu-bumbu palsu atau pemanis buatan.
- Sisi hidupnya sedapat mungkin sesuai dengan kondisi kita.
- Kehidupannya tanpa cacat, terutama di penghujungnya.
-
Harus bener-bener bisa dan mungkin untuk dicontoh.
Nah, okei bukan?
1. Pasti temen-temen sependapat sama saya kalo Nabi Muhammad Saw. adalah tokoh yang memang ada, kesejarahannya tak terbantahkan. Bukan tokoh fiksi, legenda, mitos,mimpi, rekaan. Bukan. Beliau nyata.
2. Ga ada seorang tokoh pun yang catatan kehidupannya tercatat sedetail Nabi Saw. dan tanpa bumbu-bumbu penyedap cerita. Kalo kita misalnya pernah menipu binatang dengan so’ so’ mau ngasih makanan padahal nggak, maka nama kita langsung dicoret oleh Imam Bukhari atau Imam Muslim dari daftar orang yang dipercaya periwayatannya tentang Nabi Saw. Ckckck… Bahkan saking detailnya, tangan mana disimpen dimana pas Nabi tidur tuh tercatat! Subhanallah.
3. Nah, kehidupan beliau pun bisa dibilang sesuai dengan kondisi kita. Gimana nggak? Kehidupan beliau begitu multidimensi, memberi contoh dalam posisi apapun yang diduduki. Kaya iya, tapi sering miskin juga. Bangsawan, tapi hidupnya menjelata. Membina rumah tangga dengan seorang istri pernah, dengan beberapa istri juga pernah. Panglima perang iya. Presiden iya. Banyak deh!
4. Duh, malu deh kalo misalnya harus mengidolakan seseorang yang GJ,apalagi jelas-jelas ada cacat. Sekali lagi yah! Nabi Muhammad itu satu-satunya tokoh sejarah yang kehidupannya lengkap tercatat dan semua itu bener-bener tanpa cacat dan dijamin dengan sertifikat langit pula. Mau apa lagi? Please ya…
5. Beliau itu manusia. Dan itu menjadi alasan tersendiri untuk dicontoh ummatnya yang sama-sama manusia juga. Kita, ummat Islam beruntung. Ga disuruh untuk meneladani “manusia 1/2 dewa” dalam mitos dan legenda seperti di Yunani. Ga disuruh untuk niru “manusia titisan dewa” dalam Ramayana dan Mahabharata. Kita hanya diperintahkan untuk mencontoh seorang manusia lain yang berpredikat hamba Allah dan Rasul-Nya
Sungguh telah ada bagi kalian, pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik. Bagi orang yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah dan hari akhir. Dan dia banyak mengingat Allah. (Q.S. Al-Ahzab:21)
Beliau adalah bukti bahwa Al-Qur’an itu bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan bukan hal yang mustahil.
Akhlaknya adalah Al-Qur’an. (‘Aisyah mengenai Rasulullah)
Dan sesungguhnya, engkau berada di atas akhlak yang agung. (Q.S. Al-Qalam:4)
Nah?
(Sumber: Gue Never Die, Salim A. Fillah dengan perubahan)