10 Kali Lipat!


Bismillah

Sabtu, 20 Juni 2009 kemarin, saya diceritain sama seorang teman, Camar, sebuah kisah nyata. Eng ing eng! Ini dia ceritanya.

Ada seorang mahasiswa yang kerja sambilan sebagai seorang supir taksi karena beliau emang butuh pisan uang. Yah, nambah-nambah biaya kuliah juga. Suatu hari, ada seorang penumpang yang ga sengaja ninggalin jam tangannya (Rolex) di taksi si mahasiswa ini dan beliau ga nyadar sampe seorang penumpang lainnya melihat jam tangan tersebut.

Si penumpang lain ini, kita sebut saja PL, menawarkan diri untuk membeli jam tangan yang dia lihat di taksi itu.

PL: Pak, saya beli yah jam tangan ini. Saya beli 100juta deh. Soalnya harga aslinya 200juta, Pak.

Supir Taksi (ST): Duh, Pak, itu bukan punya saya. Kayanya punya penumpang sebelumnya. Maaf ya, Pak.

PL: Ayolah, Pak. 100juta!

ST: (Tegas) Maaf, Pak. Itu bukan milik saya. Saya akan mengembalikannya kepada pemiliknya.

PL: Oh, ya udah deh.

Dengan sabar dan ikhlas, sang supir taksi berkeliling mencari pemilik jam tangan yang tertinggal di taksinya tersebut. Alhamdulillah, ketemu juga. Pemilik jam tangan itu berterima kasih dan memberikan sebuah amplop berisi uang kepada si supir taksi. Pas amplopnya dibuka, jengjengjengjeng, ternyata oh ternyata, berisi uang 75ribu! Subhanallah. Akan tetapi, sang supir taksi sungguh ikhlas. Ikhlas.

Dan, tahukah engkau wahai saudaraku? Sejak saat itu, setiap si supir taksi memalingkan wajahnya, pasti ada penumpang yang menunggu. Setiap beliau memalingkan wajahnya, pasti ada penumpang yang menunggu! Subhanallah. Balasan dari Allah itu 10 kali lipat.

Dakwah Kami


1. Keterusterangan, bahwa kita ini mengajak ke jalan kebaikan.
2. Kesucian
Q.S. Yusuf : 108
Inilah jalanku
Mengajak kepada Allah
Atas dasar bashirah (kebenaran)
Aku dan orang-orang yang mengikutiku
(Kaya yang di LKS: knows the way, shows the way, goes the way.)
Pegang kebenarannya! Bukan orangnya. Kenapa? Karena orang itu bisa berubah. Maka berdoalah supaya hidayah yang kita dapat, tetap ada di dalam diri kita.
Q.S. Al-Insan : 9
“…hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan terima kasih dari kamu.”
Kisah seorang sahabat Rasul yang jujur dengan keinginannya, berperang karena ingin syahid dan karena beliau jujur dengan keinginannya, terkabullah keinginannya tersebut.
3. Kasih sayang
“Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan. Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar. Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami. Betapa rasa berat di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah kepada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan. Sungguh, kami berbuat di jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta, sesaatpun kami takkan pernah menjadi musuh kalian.”
(Hasan Al-Banna)
4. Keutamaan hanya milik Allah
Q.S. Al-Hujurat : 17
“Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, “Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu denagn menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar.””

Saya bukan orang yang ahli dalam hal ini. Malah masih harus banyak belajar. Tapi saya juga pengen nyampein apa yang udah saya dapet. Pengeen banget. Jadi, kalo ada yang mau nambahin, boleh banget. 🙂