Kakak


Sore itu gerimis. Tiba-tiba suasana heboh saat ada pasien kecelakaan datang ke klinik. Anak-anak usia 7 tahun jatuh dari sepeda gara-gara sendal jepitnya kesangkut di polisi tidur di jalanan yang mudun (apa atulah bahasa Indonesianya mudun?). Kepalanya berdarah-darah, mengalir sampai ke leher.

Yang mengantar itu ibu-ibu yang menyaksikan kejadian dan temannya yang membonceng. Temannya terlihat ketakutan sampai-sampai mengaku tidak tahu nama temannya. Tampaknya mereka tidak pamitan saat akan bermain.

Setelah kondisi aman terkendali (anaknya lecet aja tapi karena di muka jadi parah banget keliatannya), pelan-pelan kami yang di klinik bertanya pada temannya. Nama rumah dll? Dan temannya ini hanya bisa menangis dan bilang tidak tahu. Kami bujuk-bujuk sebisa bisa. Akhirnya dia mau menunjukkan rumah temannya yang terluka. Ia bilang, kakak temannya itu ada di rumahnya.

Sesampainya di rumah pasien, temannya itu menunjukkan sesosok dengan perawakan yang kira2 sama dengan pasien. Bahkan bisa dibilang, mirip. Ya itu adalah kakak pasien dengan umur 3 menit lebih tua. Kakak kembarnya.

*gubrag maksudnya kan yang lebih tua ya buat jelasin kondisi