Samita: Bintang Berpijar di Langit Majapahit


Samita: Bintang Berpijar di Langit MajapahitSamita: Bintang Berpijar di Langit Majapahit by Tasaro
My rating: 4 of 5 stars

Ga suka ga suka ga sukaaaa. Kenapa akhirnya bikin penasaran? Sedih (karena Sad Respatinya meninggal dan Soma diculik sama Dewi Anindita) dan menggantung. Oia, Ramya juga belum jelas gimana nasibnya. Pokonya kaya belum udahan lah. Buku ini ada lanjutannya ga?
Dan ternyata, setelah saya baca tentang penulisnya, buku Sasmita: Bintang Berpijar di Langit Majapahit ini adalah karya awal Tasaro. Wow.

Awalnya saya ga tertarik baca buku ini, karena kalo diliat dari cover, banyak buku lain yang lebih menarik. Baca resume ceritanya juga, ya udah sih biasa aja. Tapi berhubung penulisnya adalah Tasaro, saya memutuskan untuk baca. (Berhubung buku Nabi Muhammad Saw. tulisan beliau yang saya suka banget, saya percaya sama Tasaro. Haha apa deh) Haha dan keputusan yang tidak salah.

Intinya sih, buku ini bercerita tentang murid sekaligus anak angkat Laksamana Cheng Ho, seorang laksamana beragama i-se-lan (Islam) utusan Kerajaan Ming dari Cina yang dititah oleh Kaisar Kerajaan Ming untuk menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan sekitar. Disini, Laksamana Cheng Ho diutus ke Kerajaan Majapahit, dimana keadaannya sudah tidak sehebat dulu. Yah, lagi redup gitu lah, banyak pemberontakan, pejabat negaranya ga baleg (mentingin kepentingan pribadi doang), dan raja yang kurang berwibawa, itu beberapa alasannya. Dalam perjalanan ini, ikut tiga orang murid Laksamana Cheng Ho, salah satunya adalah Hui Sing, murid sekaligus anak angkatnya tadi. Hui Sing ini jago pisan thifan phokannya sampe-sampe terbersit saya juga pengen belajar (pengen doang haha), dia juga penganut agama i-se-lan (Islam) dan ngapalin Ku-lan-Ching (Al Quran) suka dites gitu sama Laksamana Cheng Ho. (Hwaaa)

Meski tujuan perjalanan ini “hanya” untuk mempererat persahabatan dengan Majapahit, banyak yang hal yang terjadi. Ternyata ada salah satu murid Laksamana Cheng Ho yang berkhianat, pun dari pihak Majapahit. Siapakah mereka? Baca aja sendiri yaaa. Dan siapa Sad Respati yang saya sebut-sebut diatas? Juga Ramya, Soma, Dewi Anindita? Siapa? Yah, baca aja deh. Ga rugi. Banyak juga hikmah-hikmah yang bisa diambil dari buku ini.

Quotes favorit: Wa! Wujud hana tan kena kinira! Ilmu manusia hanya terbatas, namun penerapannya tanpa batas!

Akhir kata, selamat membaca 🙂

View all my reviews

Bidadari Cahaya


Ukhti…

Inginkah kau menjadi bidadari?

Bersanding dengan para wanita yang utama

Yang pernah tertulis dalam sejarah kehidupan manusia

Ukhti…

Inginkah kau menjadi bidadari?

Layaknya Haula bin Jatsi

Yang tuntutan dan doanya tercatat dalam Al-Qur’an

Bukti cinta dan kedekatannya dengan Rabbnya

Ukhti…

Inginkah kau menjadi bidadari?

Layaknya Aisyah r.a

Wanita mulia penghafal Al-Qur’an

Yang kecerdasan dan keilmuannya

Saksi perjuangan pengemban risalah

Ukhti…

Inginkah kau menjadi bidadari?

Layaknya Ummu Sulaim

Yang kesabarannya menjadi saksi

sebaik-baik perhiasan dunia

Istri sholehah

Ukhti…

Inginkah kau menjadi bidadari?

Kulihat anggukan tegas dari kepalamu

Kulihat binar mata di wajahmu

Kurasakan gelora hamasah di jiwamu

Kau pasti ingin menjadi bidadari…

Apakah ini hanya anganmu atau citamu

Apakah ini hanya mimpi atau orbit khayalmu

Karena bidadari

Tak kenal lelah berinteraksi dengan beratnya da’wah

Tak kenal menyerah dalam ketaatan pada RabbNya

Tak mau berpisah dengan surat cinta dari Nya

Ukhti…

Kuharap kita masih ingin menjadi bidadari

Sebesar apapun harga yang harus dibayar

Seberat apapun tadhiyah yang kita korbankan

Kita akan terus berjihad

Tak kenal henti

Berbekal semangat Al-Qur’an

Dustur penerang jiwa

Maju kehadapan

Mujahidah bidadari sejati

Ukhti

Menjadilah bidadari cahaya

Yang lisannya adalah Al-quran

Yang kegemarannya adalah tilawah

Yang cintanya adalah hafalan

Yang hidupnya dibawah naungan Al-Qur’an

Meretas dalam iman

Menjadi bidadari cahaya

Baiti jannati

Karena mujahid

Hanya akan lahir dari rahim-rahim mujahidah

Hanya akan tsabat dengan dukungan seorang istri mujahidah

Hanya akan teguh dengan patner da’wah mujahidah

azsya

Yang bercita-cita punya jundi hafidz-hafidzhoh

Yang hanya akan tercapai dengan pembinaan seorang ummi hafidzhoh

——————————————————————–
Tiba-tiba ada notification di fb saya, saya di tag dalam sebuah note Anisa Martiana. “Klik” Dan tulisan inilah yang muncul. Tulisan (kalo saya nebak dari isi notesnya) ini adalah tulisan teh Nita. Semoga bisa menjadi doa juga ya. Amiin.

Ayahku (Bukan) Pembohong


Ayahku (Bukan) PembohongAyahku (Bukan) Pembohong by Tere Liye

Selaluuu suka sama tulisan-tulisan bang Tere-Liye.

Waktu itu entah kapan, Nur Afifah, room mate saya di bale tiba2 ngetweet sesuatu tentang buku ini. Yah, intinya sih recommended banget untuk dibaca. Dengan segala hal yang terjadi dari mulai sayanya yang ga sempet hunting sampai di toko buku belum adalah, habislah, bukunya ada tapi duitnya belum ada, dan lain-lain, Alhamdulillah kemaren pas ke Togamas nemu!

Niat awalnya, mau dijadiin kado untuk adik saya yang sekarang kelas 6 sd. Karena belum baca dan takut bukunya ga cocok untuk adik saya, ya udah deh batal dijadiin kado. Kado untuk diri sendiri jadinya. 😀 Rehat sejenak dari “Menuju Jama’atul Muslimin”. Ga bisa lagi nahan diri kalo udah ada di deket novel.

Dan saya ga menyesal. Banyak banget pelajaran yang bisa saya ambil dari buku ini. Saya tipe orang yang suka nebak-nebak cerita kalo lagi baca. Kalo alur ceritanya ngebosenin tapi saya suka sama ceritanya, biasanya saya suka ngintip halaman2 akhir biar ga penasaran endingnya kaya gimana. Tapi buku ini sukses bikin saya nebak2, bikin kesimpulan sendiri, seneng pas tebakan bener, dan jengjengjeng di akhir ada 1 hal yang sama sekali bikin saya ga nyangka. Semacam surprise besar gituu. Dan, definitely, saya ga bosen sama alurnya. (saya ga ngintip endingnya duluan, tumben. hehe)

Buku ini bercerita tentang Dam dan ayahnya yang senang “mendongeng”. Ada yang nyeritain masa kini, tapi banyak juga flashbacknya. Kalo menurut saya “Tere-Liye” banget deh. Damnya nikah sama Taani (sebenarnya fakta ini ga begitu penting tapi baca deh buku Tere-Liye yang lain, kebanyakan kaya gini. hehe. No offence, lho, ya.) Haha ini saya ceritanya random banget. (soalnya excited!)

Gini deh:

Ceritanya Dam punya dua orang anak, namanya Zas dan Qon. Zas dan Qon suka banget ngedenger kakeknya “mendongeng”. Tapi Dam ga suka anak-anaknya ngedenger “dongeng” ayahnya. Nah, kenapa? Disinilah flashback-flashback itu terjadi sekaligus muncul konflik antara Dam dan ayahnya.

Simple kan ceritanya? Simple banget. Sekaligus ga simple karena menurut saya isinya ber”bobot” banget. Banyak ngingetin tentang kesabaran, kerja keras, birul walidain, sungguh-sungguh, kebersahajaan hidup, dan yang pasti ada sesuatu tentang bersahabat dengan alam.

Very recommended pokoknya! 🙂

View all my reviews