Buku buku


Beberapa bulan ini lagi cukup rajin membaca buku. Setelah post iship yang kerasa banget kurang produktif, sekarang agak lumayan. Kemarin2 namatin serial ghazi, 2 buku robert kiyosaki (yang udah liat bukunya dari zaman sma tapi baru tergugah sekarang untuk baca), 2 seri buku abah ihsan, 1 buku investasi, dan buku konmari.

Yang masih ongoing, dan nyaris terlupakan, cuma dibawa-bawa aja kalo jaga, si intellegent investor. Susah banget eksekusi niat baca buku ini! *nitip dulu bukunya di rak

Dan post baca konmari, hasrat beres2 lumayan menggebu. Nanti yah tapi eksekusinya. Beresin deadline dulu 😂

Kakak


Sore itu gerimis. Tiba-tiba suasana heboh saat ada pasien kecelakaan datang ke klinik. Anak-anak usia 7 tahun jatuh dari sepeda gara-gara sendal jepitnya kesangkut di polisi tidur di jalanan yang mudun (apa atulah bahasa Indonesianya mudun?). Kepalanya berdarah-darah, mengalir sampai ke leher.

Yang mengantar itu ibu-ibu yang menyaksikan kejadian dan temannya yang membonceng. Temannya terlihat ketakutan sampai-sampai mengaku tidak tahu nama temannya. Tampaknya mereka tidak pamitan saat akan bermain.

Setelah kondisi aman terkendali (anaknya lecet aja tapi karena di muka jadi parah banget keliatannya), pelan-pelan kami yang di klinik bertanya pada temannya. Nama rumah dll? Dan temannya ini hanya bisa menangis dan bilang tidak tahu. Kami bujuk-bujuk sebisa bisa. Akhirnya dia mau menunjukkan rumah temannya yang terluka. Ia bilang, kakak temannya itu ada di rumahnya.

Sesampainya di rumah pasien, temannya itu menunjukkan sesosok dengan perawakan yang kira2 sama dengan pasien. Bahkan bisa dibilang, mirip. Ya itu adalah kakak pasien dengan umur 3 menit lebih tua. Kakak kembarnya.

*gubrag maksudnya kan yang lebih tua ya buat jelasin kondisi


Bertemu dengan diri sendiri yang dulu.

Saya sering geregetan sama diri sendiri karena cerita sesederhana apapun, bisa sampai membuat saya terharu dan tidak bisa menahan air mata. Sampai akhirnya, beberapa tahun lalu saya membuat resolusi, saya tidak akan mudah dibuat menangis oleh apapun. Lalu hal itu pun terjadi. Rasanya memang sudah lama sekali saya tidak menangis karena terharu.

Sampai akhirnya hari ini.

Dengan niat awal menyelesaikan 5 buah portofolio, saya iseng membuka wordpress. Lalu saya menemukan tulisan teman-teman saya di dashboard dan saya terhanyut. Sampai terharu dan sampai menangis. Hehe. Memalukan.

Saya baru ingat lagi rasa nikmat “hilang” saat blogwalking. Oh, itu kabarmu sekarang

Doaku dari sini untuk kalian semua.

Sayang kalian karena Allah swt. :*


Jam baru menunjukkan pukul 00.30 tapi karena buli buli penuh terpaksa berjalan ke kamar mandi. Seperti biasa, tidur cepat, bangun cepat. Tapi ya bangunnya ga jam segini juga. Melakukan ini dan itu hingga tertidur 1.5 jam sebelum waktu shubuh. 2 menit menjelang waktu subuh mata sudah kembali terbuka dan mulailah rutinitas harian. Oh ya, hari ini saya oncall. Padahal inginnya berleha-leha. Olah raga harian sudah. Saya memutuskan memasak nasi untuk sarapan. Tapi beras habis. Sebaiknya saya membuat kopi. Tapi teko belum dicuci. Ada potongan2 sesuatu di dalamnya. Baiklah saya makan apel saja. Sudah agak siang saya berniat memasak mie. Tapi pancinya masih belum dicuci. Saya kembali ke kamar. Melihat gorden ruang tengah yang berjatuhan entah kenapa. Yang katanya ada bagian yang hilang karena jatuh jadi tidak bisa diperbaiki. Saya intip belakang kursi. Dia hanya jatuh. Tidak hilang. Makin pusing makin lapar. Akhirnya saya cuci panci untuk memasak mie. Semua alat masak bekas saya, saya cuci kembali. Teko untuk memasak airpun saya cuci. Saya memutuskan untuk ke supermarket terdekat untuk membeli beras dan sabun cuci piring. Badan rasanya sakit-sakit dan saya marah-marah karena alasan sepele. Saya melihat kalender. Memang sudah waktunya. Setelah ini saya akan memperbaiki gorden dan merapikan hasil belanjaan tadi. 


Hampir 6 bulan saya meninggalkan tanah Jawa. Setelah pengumuman UKMPPD yang sangat mendebarkan itu, lalu mengurus dokumen-dokumen untuk persiapan internship, wisuda, serta sumpah dokter, akhirnya saya menjalani keseharian sebagai seorang dokter internship di luar Jawa (sesuai dengan keinginan selama ini merantau keluar pulau), tepatnya di Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Rasanya, saya betah. Hehe. Bukan berarti disini hidup tanpa hambatan rintangan. Tapi, ya semuanya bisa dilalui. Dan karena sekarang saya hidup berlima di sebuah rumah kontrakkan yang cukup besar dan berbagi satu kamar dengan seorang teman, jarang sekali saya bisa berkontemplasi sendiri seperti di rumah dulu. Bahkan ini salah satu kesempatan langka bisa berada di rumah sendiri, ditemani kipas angin tentunya.

Semoga lancar lancar sampai internship ini selesai… Amin